Jumat, 08 Maret 2013
Selasa, 05 Maret 2013
MAKALAH
OBAT ANTI
JAMUR
DOSEN :
SINDU MARTHA,S.Farm,Apt
DISUSUN OLEH
:
KELOMPOK 4
ERVIN DIAN MAY S
FATATI LIBIANA ULFA
LIA HASTI TIARA
NI NYOMAN DESSY T
PRODI DII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI, 2013
Puji syukur kami ucapkan kepada
ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya mengenai Obat anti jamur.
Makalah ini berisi mengenai tentang Farmakologi atau khususnya membahas tentang Obat anti jamur. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir, semoga ALLAH SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin
Banyuwangi,
12 Februari2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………..... ii
Daftar
Isi……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang………………………………………………………….... 4
1.2
Tujuan
……………………………………………………………………. 5
1.3
Rumusan
Masalah………………………………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian………………………………………………………………… 6
2.2 Macam-Macam Obat Anti
Jamur………………………………………. 6
2.3 Cara Kerja /
Khasiat……………………………………………………... 7
2.5
Indikasi dan
Kontra Indikasi……………………………………………. 8
2.5 Dosis Yang
Digunakan…………………………………………………… 14
2.6 Efek Samping dan Cara Mengatasi Obat Anti Jamur…………………. 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
…………………………………………………………………… 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari segi terapeutik infeksi jamur pada manusia dapat
dibedakan atas infeksi sistemik, dermatofit dan mukokutan. Infeksi sistemik
dapat lagi dibagi atas :
1. Infeksi
dalam (internal) seperti :
- Aspergilosis
- Blastomikosis
- Koksidiodomikosis
- Kriptokokosis
- Histoplasmosis
- Mukormikosis
- Parakoksidiodomikosis
- Kandidiasis
2. Infeksi
subkutan, misalnya :
- Kromomikosis
- Misetoma
- Sporotrikosis
Infeksi dermatofit disebabkan oleh
tricophyton, epidermophyton dan microsporum yang menyerang kulit, rambut dan
kuku.
Infeksi
mukokutan disebabkan oleh kandida, menyerang mukosa dan daerah lipatan kulit
yang lembab. Kandidiasis mukokutan dalam keadaan kronis umumnya mengenai mukosa
kulit dan kuku.
Dasar farmakologis
dari pengobatan infeksi jamur belum sepenuhnya dimengerti. Secara umum infeksi
jamur dibedakan atas infeksi jamur sistemik dan infeksi jamur topikal
(dermatofit dan mukokutan). Dalam pengobatan beberapa anti jamur (imidazol,
triazol dan antibiotik polien) dapat digunakan untuk kedua bentuk infeksi
tersebut.
4
1.2 Tujuan
Dengan dibuatnya makalah
ini, diharapakan pembaca dapat memahami tentang obat anti jamur. Apa saja jenis
dari obat anti jamur, bagaimana dosis pemberiannya, apa saja indikasi dan
kontraindikasi, bagaimana cara keja dan khasiatnya, apa efek samping dan
bagaimana penanganan dari efek samping tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
1.
Apa yang
disebut Obat Anti Jamur ?
2.
Apa saja
macam-macam dari obat anti jamur ?
3.
Bagaimana cara
kerja / khasiatnya ?
4.
Apa saja
indikasi dan kontra indikasinya ?
5.
Bagaimana
dosis pemberiannya ?
6.
Bagaimana
efek sampingnya serta cara mengatasinya ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Obat Anti
jamur
Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
b. Jamur
Sebuah jamur adalah anggota kelompok besar eukariotik organisme yang meliputi mikroorganisme seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur. Kadang disebut juga Fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang terpisah dari tanaman, hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sel-sel jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti dinding sel tumbuhan, yang mengandung selulosa.
Disiplin biologi yang ditujukan untuk mempelajari jamur ini dikenal sebagai ilmu jamur, yang sering dianggap sebagai cabang botani, meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa jamur yang lebih dekat dengan binatang daripada tumbuhan.
Sebuah jamur adalah anggota kelompok besar eukariotik organisme yang meliputi mikroorganisme seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur. Kadang disebut juga Fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang terpisah dari tanaman, hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sel-sel jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti dinding sel tumbuhan, yang mengandung selulosa.
Disiplin biologi yang ditujukan untuk mempelajari jamur ini dikenal sebagai ilmu jamur, yang sering dianggap sebagai cabang botani, meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa jamur yang lebih dekat dengan binatang daripada tumbuhan.
B.
Macam-Macam Obat
Anti Jamur
Ada beberapa
jenis obat-obatan anti jamur, yaitu :
a. Anti Jamur Cream
Digunakan
untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina, antara lain :
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
b. Anti Jamur Per oral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges.
Obat-obatan ini tidak
terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati
infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.
Itraconazole,
fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke
dalam tubuh.
6
Digunakan untuk mengobati berbagai
infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. Misalnya:
·
Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi
kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea.
·
Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur
Vaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada
tubuh
c. Anti Jamur Injeksi
Amphotericin, flucytosine,
itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang
sering digunakan dalam injeksi.
C.
Cara Kerja / Khasiat obat Anti Jamur
1.
Amfoterisin: merusak membran sitoplasma.
2.
Nistatin: membentuk kompleks dengan sterol.
3.
5-fluorsitosin: menghambat sintesis protein.
Ketiga obat ini (amfoterisin, nistatin, 5-fluorsitosin mempunyai spektrum kerja
yang luas).
4.
Klotrimazol
5.
Mikonazol
6.
Itrakonazol. Ketiga obat ini
(klotrimazol, mikonazol, itrakonazol mempunyai spektrum kerja yang luas untuk
semua jamur).
7.
Griseofulvin: spektrum kerja sempit , yaitu
hanya untuk microsporum dan epidermophyton dengan mekanisme kerja adalah
menghambat sintesis RNA dan menghambat sintesis khitin.
8.
Sikloheksimid
9.
Asam fusidat
10. Sparsomisin
11. Blastisidin. Keempat
obat di atas (sikloheksimid, asam fusidat, sparsomisin, dan blastisidin)
bekerja dengan menghambat sintesis ribosom eukariota dan bakteri dengan
menghambat sintesis protein inisiasi rantai peptida dan efek terhadap sintesis
DNA.
12. Paktamisin: dengan
inhibitor selektif pada inisiasi rantai globin dan inhibitor elongasi rantai
polipeptida pada 40S ribosom.
7
Jamur
oportunistik adalah jamur
yang dapat menginfeksi apabila pertahanan tubuh lemah.
Tunikamisin: misalnya Saccharomyces cereviceae dapat menghambat jamur yang mengandung Manan.
Komponen membran jamur, yaitu :
Tunikamisin: misalnya Saccharomyces cereviceae dapat menghambat jamur yang mengandung Manan.
Komponen membran jamur, yaitu :
1.
Lipid
2.
Sterol: mengandung ergosterol, misalnya (Candida,
Saccaromyces, dan Aspergillus). Antijamur terhadap sterol: 1. Poliena
(membentuk kompleks), 2. Azol (hambatan sintesis), 3. Serulenin (hambatan
sintesis lipid, asam lemak, dan sterol).
D.
Indikasi dan Kontra Indikasi Obat Anti Jamur
1. ACIFAR
CREAM
Indikasi
Infeksi herpes simplex pada kulit & membran mukosa, termasuk herpes l
abial & genital awal & kambuh.
Kontra indikasi
Hipersensitif.
Infeksi herpes simplex pada kulit & membran mukosa, termasuk herpes l
abial & genital awal & kambuh.
Kontra indikasi
Hipersensitif.
2.
BENOSON M Cream
Indikasi :
Meringankan inflamasi dari dematosis yang responsif
terhadap kortikosteroid (benoson krim)
·
Bila inflamasi disertai infeksi bakteri sekunder dan
jamur (Benoson N krim) atau gentamicin (Benoson G krim)
·
Bila inflamasi disertai infeksi jamur (Benoson M Krim)
·
Bila inflamasi disertai infeksi bakteri sekunder dan
jamur (Benoson V krim)
Kontra Indikasi :
·
Sensitivitas terhadap setiap komponen.
·
Herpes simplex, vaccinia, varicella, chickenpox,
tuberkulosis kulit
·
Rosacea, akne vulgaris dan perioral dermatitis,
perianal dan gatal pada alat kelamin, erupsi napkin dan infeksi virus.
8
3. BRENTAN OINT
Kontra indikasi :
·
Penyakit tuberkulosis kulit, herpes simplex, vaksmia,
semua
bentuk varisela.
bentuk varisela.
·
Sensitif terhadap zat-zat aktif dalam ointment.
·
Teknik oklusif pada penderita dermatitis atopik.
4.
CANESTEN CREAM 3 GR
Indikasi :
Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi,
yang disebabkan oleh candida albicans, pityriasis versicolor yang disebabkan
oleh tricophyton rubrum,trycophyton mentagrophytes,Epidermophyton floccosom dan
microsporum canis.Digunakan untuk ruam popok.
Kontra Indikasi : Hipersensitif
terhadap klotrimasol.
Efek Samping :
Erythema, stinging, blistering, peeling, edema, pruritus, urticaria, burning, dan iritasi umumnya dari kulit
Erythema, stinging, blistering, peeling, edema, pruritus, urticaria, burning, dan iritasi umumnya dari kulit
5. CANESTEN
CREAM 5 GR
Indikasi :
Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi,
yang disebabkan oleh candida albicans, pityriasis versicolor yang disebabkan
oleh tricophyton rubrum, trycophyton mentagrophytes, Epidermophyton
floccosom dan microsporum canis digunakan
untuk ruam popok.
9
6. FORMYCO
FORMYCO umumnyadapat
ditoleransi dengan baik. Iritasi,
pruritus dan rasa terbakar dapat terjadi.
Indikasi :
1.
Infeksi jamur sistemik seperti:
·
Kandidiasis
·
Blastomikosis
·
Histoplasmosis
·
Koksidioidomikosis
·
Parakoksidioldomikosis
·
Kromomikosis
2.
Kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsit
terhadap nistatin dan obat-obatan lain.
Kontra-indikasi
·
Hipereensitivitas terhadap Ketokonazol.
·
Penderita penyakit hati akut dan meningitis
kriptokokus
Dosis
FORMYCO harus digunakan pada kulit yang terke-na
infeksi dan daerah sekitarnya, satu atau dua kali sehari tergantung pada
beratnya infeksi.
·
Tinea korporls, tinea kruris, tinea
versikolor, tinea manus, tinea pedis dan kutaneus kandidiasis; Oleskan krim
tipis-tipis sekali sehari selama 2 minggu atau sampai beberapa hari
setelah tanda-tanda dan gejala-gejala tidak terlihat.
·
Seboreik dermatitis:
Oleskan krim tipis-tipis 2 kali sehari selama 4 minggu atau sampai benar-benar sembuh. Jika tidak menunjukkan perbaikan setelah masa pengobatan, diagnosis harus ditentukan kembali. Atau menurut petunjuk dokter.
Oleskan krim tipis-tipis 2 kali sehari selama 4 minggu atau sampai benar-benar sembuh. Jika tidak menunjukkan perbaikan setelah masa pengobatan, diagnosis harus ditentukan kembali. Atau menurut petunjuk dokter.
10
7. DAKTARIN
ORAL GEL 10 GR
Indikasi :
Pengobatan kreatif dan profilaksis terhadap kandidiasis pada mulut, rongga oropharyngeal dan saluran pencernaan.
Pengobatan kreatif dan profilaksis terhadap kandidiasis pada mulut, rongga oropharyngeal dan saluran pencernaan.
Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap miconidazole dan atau terhadap salah satu komponen obat. Gangguan hati.
Hipersensitif terhadap miconidazole dan atau terhadap salah satu komponen obat. Gangguan hati.
Dosis & Cara Penggunaan :
* Bayi : 1/4 sendok takar 5 ml, 4 kai sehari
* Anak-anak dan dewasa : 1/2 sendok takar 5 ml, 4 kali sehari
Daktarin oral gel jangan ditelan langsung, biarkan gel dimulut selama mungkin. Pengobatan diteruskan selama seminggu sampai gejala-gejala hilang. Untuk kandidiasis mulut dianjurkan melepasakan gigi palsu sebelum istirahat malam disikat dengan Daktarin oral gel.
Efek Samping
Rasa tidak enak di perut seperti mual, muntah dan pengobatan jangka panjang, diare dapat dijumpai. Pada kasus yang jarang, reaksi laergi pernah dilaporkan dan pada kasus yang sangat jarang, hepatitis pernah dilaporkan dan hubungan kausal dengan Daktarin oral gel belum jelas.
Kelebihan Dosis :
* Bayi : 1/4 sendok takar 5 ml, 4 kai sehari
* Anak-anak dan dewasa : 1/2 sendok takar 5 ml, 4 kali sehari
Daktarin oral gel jangan ditelan langsung, biarkan gel dimulut selama mungkin. Pengobatan diteruskan selama seminggu sampai gejala-gejala hilang. Untuk kandidiasis mulut dianjurkan melepasakan gigi palsu sebelum istirahat malam disikat dengan Daktarin oral gel.
Efek Samping
Rasa tidak enak di perut seperti mual, muntah dan pengobatan jangka panjang, diare dapat dijumpai. Pada kasus yang jarang, reaksi laergi pernah dilaporkan dan pada kasus yang sangat jarang, hepatitis pernah dilaporkan dan hubungan kausal dengan Daktarin oral gel belum jelas.
Kelebihan Dosis :
·
Gejala-gejala : secara umum miconazole tidak toksik. Apabila terjadi
kelebihan dosis, muntah dan diare dapat terjadi.
·
Pengobatan : Specific antidote belum ada.
8.
DAKTARIN
ORAL GEL 20 GR
Indikasi :
1.
Infeksi jamur sistemik seperti:
·
Kandidiasis
·
Blastomikosis
·
Histoplasmosis
·
Koksidioidomikosis
·
Parakoksidioldomikosis
11
·
Kromomikosis
2.
Kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsit
terhadap nistatin dan obat-obatan lain.
Kontra-indikasi
·
Hipereensitivitas terhadap Ketokonazol.
·
Penderita penyakit hati akut dan meningitis
kriptokokus
Efek Samping
Mual dan muntah biasa terjadi, tetapi akan berkurang bila obat diberikan bersama makanan. Efek samping lain jarang terjadi, yaltu: sakit kepala, pusing, nyeri abdominal, konstipasi, diare, demam dan menggigil, fotofobla. parestesla, gusi berdarah, trom-bositopenia, ginekomastia dan Impoten. Reaksi hipersensitivitas seperti urtikaria, pruritus.
Insiden dari gangguan fungsi hati yang simtomatis ber-potensi menjadi toksisitos hati yang serius sangat rendah (klra-kira 1 dari 15,000 penderita).
Dosis
Mual dan muntah biasa terjadi, tetapi akan berkurang bila obat diberikan bersama makanan. Efek samping lain jarang terjadi, yaltu: sakit kepala, pusing, nyeri abdominal, konstipasi, diare, demam dan menggigil, fotofobla. parestesla, gusi berdarah, trom-bositopenia, ginekomastia dan Impoten. Reaksi hipersensitivitas seperti urtikaria, pruritus.
Insiden dari gangguan fungsi hati yang simtomatis ber-potensi menjadi toksisitos hati yang serius sangat rendah (klra-kira 1 dari 15,000 penderita).
Dosis
Dewasa : 1 tablet sekali sehari. Pada infeksi
berat atau bila r respon klinis kurang memadai dalam
waktu yang diharapkan, dosis dapat ditingkatkan sampai 2 tablet sekali sehari
Anak-Anak > 2th : 5 mg/kg berat badan/hari.
9.
BRENTAN OINT
Kontra Indikasi
·
Penyakit tuberkulosis kulit, herpes
simplex, vaksmia, semua
bentuk varisela.
bentuk varisela.
·
Sensitif terhadap zat-zat aktif
dalam ointment.
·
Teknik oklusif pada penderita
dermatitis atopik.
12
10. FUNGARES
Farmakologi :
Miconazole nitrate adalah suatu turunan sintetik dari phenethyl imidazole yang mempunyai khasiat anti jamur, bekerja mempengaruhi permiabilitas jamur dengan mengganggu biosintesa ergosterol yang mengakibatkan terganggunya membran plasma
Indikasi :
·
Infeksi kulit dan kuku yang disebabkan
olefrdermatofita, kandida dan jamur - jamur lainnya seperti: Tinea capitis,
Tinea corporis, Tinea manum, Tinea pedis (Athlete's foot), Tinea barbae, Tinea
cruris, Tinea unguium atau onikomikosis, pityriasis versicolor, kandidiasis
kulit dan kuku
·
Karena FUNGARES memiliki khasiat anti bakteri terutama
terhadap bakteri gram positif, maka FUNGARES dapat digunakan pada mikosis dengan infeksi sekunder
oleh bakteri tersebut
Dosis :
Infeksi
kulit:
Oleskan krim
pada lesi 2 kali sehari. Gosoklah krim dengan jari anda sehingga seluruhnya meresap ke
dalam kulit.
Bila seluruh
lesi telah hilang ( biasanya 2 sampai 5 minggu ), perpanjanglah pengobatan
selama 10 hari untuk mencegah kambuh
Infeksi kuku
:
Guntinglah
kuku yang terserang sependek mungkin. Sehari sekali oleskan sedikit krim pada
kuku tersebut dan gosoklah dengan jari anda.
13
Tutuplah
kuku dengan pembalut plastik yang rapat dan tidak berlubang. Sesudah kuku yang
terserang infeksi itu terlepas ( sesudah 2 - 3 minggu atau lebih ) pengobatan
harus diteruskan sehingga pertumbuhan kuku baru mulai tampak dan penyembuhan
yang pasti dapat terlihat, umumnya setelah 7 bulan atau lebih
Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap Miconazole nitrate
Efek Samping :
Iritasi lokal, pruritus, rasa terbakar
Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap Miconazole nitrate
Efek Samping :
Iritasi lokal, pruritus, rasa terbakar
11. FUNGORAL TABLET
Indikasi :
- Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku karena dermatofid atau ragi.
- Infeksi ragipada rongga saluran cerna.
- Vaginal kandidosis kronik dan kandidosis rekuren.
- Infeksi mikosis sistemik.
- Profilaksis pada pasien dengan mekanisme daya tahan tubuh menurun.
Indikasi :
- Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku karena dermatofid atau ragi.
- Infeksi ragipada rongga saluran cerna.
- Vaginal kandidosis kronik dan kandidosis rekuren.
- Infeksi mikosis sistemik.
- Profilaksis pada pasien dengan mekanisme daya tahan tubuh menurun.
E. Dosis Yang Digunakan Obat Anti Jamur
Teorinya, dosis obat diukur dari Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Contoh :
INH (isoniazid) obat TBC (tuberculosis) diberikan kpd anak dgn dosis antara 5-10 mg.
Bila berat badan anak 10 kg, maka dosisnya brkisar 50-100 mg, atau bisa diambil dosis tengahnya 75 mg.
Teorinya, dosis obat diukur dari Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Contoh :
INH (isoniazid) obat TBC (tuberculosis) diberikan kpd anak dgn dosis antara 5-10 mg.
Bila berat badan anak 10 kg, maka dosisnya brkisar 50-100 mg, atau bisa diambil dosis tengahnya 75 mg.
14
Pada praktiknya, dosis juga ditentukan berdasarkan pertimbangan :
Usia, Kondisi pasien, Riwayat Kesehatan Pasien & Keluarganya, Adanya obat penyerta, dll.
Dampak Salah Takar :
A. Bila takaran dosis kurang
1.
Penderita lama sembuhnya, kalaupun sembuh hanya sementara
2.
Biasanya kuman penyakit
dalam tubuh
menjadi lebih kuat
B. Bila
takaran dosis berlebihan
Bila yg dikonsumsi adalah obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan menyebabkan keracunan dan over dosis; karena obat tersebut tidak bisa dinetralkan oleh ginjal & lever
Bila yg dikonsumsi adalah obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan menyebabkan keracunan dan over dosis; karena obat tersebut tidak bisa dinetralkan oleh ginjal & lever
F. Efek Samping dan Cara Mengatasi Obat Anti Jamur
1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah
infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang dengan HIV. Infeksi ini
disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini biasa
menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awam sering menyebutnya sebagai sariawan.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan. Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awam sering menyebutnya sebagai sariawan.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan. Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Bagaimana Cara Mengobati Kandidiasis?
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap
seimbang. Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat anti jamur. Hampir
semua namanya diakhiri dengan '-azol'.
15
Pengobatan lokal termasuk:
·
Olesan
·
supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis
·
cairan lozenge yang dilarutkan dalam mulut
Pengobatan
yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini
dioleskan di tempat yg ada lesi
(jamur) 3 kali sehari
selama 14 hari. Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit
perut. Kurang dari 20 persen orang mengalami efek samping ini.
Beberapa kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin dipakai. Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara intravena (disuntik). Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal dan anemia (kurang darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin, mual, muntah dan sakit kepala.
Beberapa kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin dipakai. Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara intravena (disuntik). Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal dan anemia (kurang darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin, mual, muntah dan sakit kepala.
Terapi Alamiah
Beberapa terapi
non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum diteliti dengan hati-hati
untuk membuktikan hasilnya.
·
Mengurangi penggunaan gula.
·
Minum teh Pau d'Arco. Ini dibuat dari kulit pohon
Amerika Selatan.
·
Mengkonsumsi bawang putih mentah atau suplemen bawang
putih. Bawang putih diketahui mempunyai efek anti-jamur dan antibakteri. Namun
bawang putih dapat mengganggu obat protease inhibitor.
·
Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang
dilarutkan dengan air.
·
Mengkonsumsi kapsul laktobasilus (asidofilus), atau
makan yoghurt dengan bakteri ini. Mungkin ada manfaatnya setelah mengkonsumsi antibiotik.
16
·
Mengkonsumsi suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan
biotin. Dua suplemen ini tampaknya membantu memperlambat penyebaran kandida.
GLA ditemukan pada beberapa minyak yang dipres dingin. Biotin adalah jenis
vitamin B.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obat anti
jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan
oleh jamur. Jamur adalah
anggota kelompok besar eukariotik organisme yang meliputi mikroorganisme
seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur. Kadang disebut juga Fungi
yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang terpisah dari tanaman, hewan
dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sel-sel
jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti dinding sel
tumbuhan,yang mengandung selulosa.
Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu :
Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu :
a. Anti Jamur Cream
b. Anti Jamur Per oral
c. Anti Jamur Injeksi
Dosis Yang Digunakan Obat Anti Jamur
Teorinya, dosis obat diukur dari Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Teorinya, dosis obat diukur dari Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Dosis
ditentukan berdasarkan
pertimbangan :
Usia, Kondisi pasien, Riwayat Kesehatan Pasien & Keluarganya, Adanya obat penyerta, dll.
Usia, Kondisi pasien, Riwayat Kesehatan Pasien & Keluarganya, Adanya obat penyerta, dll.
Dampak Salah Takar :
A. Bila takaran dosis kurang
A. Bila takaran dosis kurang
a.
Penderita lama sembuhnya, kalaupun sembuh hanya sementara
b.
Biasanya kuman
penyakit dalam tubuh
menjadi lebih kuat
B. Bila takaran dosis berlebihan
Bila yg dikonsumsi adalah obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan menyebabkan keracunan dan over dosis; karena obat tersebut tidak bisa dinetralkan oleh ginjal & lever
Bila yg dikonsumsi adalah obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan menyebabkan keracunan dan over dosis; karena obat tersebut tidak bisa dinetralkan oleh ginjal & lever
18
Langganan:
Postingan (Atom)